Cara Memilih Mirrorless Atau DSLR
Atau dalam Bahasa Indonesia berarti adalah sebuah kamera tanpa cermin namun lensanya dapat digonta ganti.
Istilah ini untuk membedakan mirrorless dengan kamera saku digital yang sama-sama tidak dilengkapi dengan cermin untuk melihat objek.
Namun berbeda dengan mirrorles, kamera saku digital tidak memiliki fitur penggantian lensa sehingga praktis, tidak bisa menciptakan variasi fotografis yang melimpah.
Mirrorless ini memiliki beberapa istilah lain yang perlu untuk diketahui agar ketika melakukan survey kamera,
Anda bisa memahami istilah-istilah asing itu yang sebenarnya hanya merujuk pada objek yang sama, yaitu:
Compact System Camera (CSC)
Mirrorless System Camera (MSC)
Digital Single Lens Mirrorless (DSLM)
Digital Interchangeable-Lens System (DILS)
Electronic Viewfinder with Interchangeable Lens (EVIL)
Pertimbangan Memilih - DSLR, Kamera Saku Digital, Mirrorless
Ketika ingin membeli kamera digital, maka umumnya Anda akan dihadapkan pada tiga buah pilihan, yaitu DSLR, kamera saku digital, dan Mirrorless. Lantas, mana yang ingin Anda beli? Lihat pertimbangan-pertimbangan berikut ini:
1. DSLR
Memiliki bodi yangg besar, dan terkesan. Ukurannya yg besar antara lain dipengaruhi oleh tersedianay cermin pembalik , dan prisma (pentaprisma atau Pentaminor tergantung tipe DSLR tsb).
Baru stelah itu , pantulan itu terlihat didalam viewfinder. Cermin pantulan itu secara teknis menutup sensor digital.
Kesan Profesional selalu melekat pada DSLR akibat dari bentuknya yang besar.
Ketika tombol pelepas rana ditekan , maka cermin pantulan itu akan membuka dan menutup sendiri dalam hitungan waktu yg spesifik , tergantung pengaturan kecepatan rana.
Dilihat dari cara melihat objek, DSLR memiliki dua kelebihan , yaitu bisa melihat objek lewat viewfinder dan layar LCD. Salah satu kelebihan DSLR lainnya adalah , memiliki ukuran sensor yg besar.
2. Kamera Saku Digital (Compact Camera)
Sebenarnya , jika mempertimbangkan antara memilih kamera untuk semi professional atau professional , maka kamera saku digital tidak masuk dalam hitungan.
Ini terjadi karena kamera saku paling canggih sekalipun, tidak bisa menghadirkan variasi fotografis sebanyak DSLR ataupun Mirrorles , terutama yg berkaitan dengan lensa.
Kamera saku digital (digital compact camera) hadir dalam bentuk yang fancy dan modis.
Salah satu kelemahannya karena kamera ini dilengkapi dengan lensa – paten yg tidak bisa dilepas dan diganti sesuka hati.
Selain itu , ukurannay yg kecil memaksa hamper sebagian besar kamera saku digital selalu tidak pernah dilengkapi dengan viewfinder.
Oleh karena itu , satu – satunya cara membidik objek adalah dengan memanfaatkan LCD yg lebih boros baterai. Kamera saku pasti memiliki sensor berukuran lebih kecil.
3. Mirrorless
Jika ingin kamera berukuran kecil namun dengan kemampuan DSLR , maka Mirrorles bisa dipilih. Karena berukuran kecil, maka cukupwajar jika tidak dilengkapi dengan viewfinder berbasis cermin.
Mirroless memiliki bentuk menyerupai kamera saku namun dengan lensa yang bisa di lepas dan diganti dengan yang lain.
Sebagai gantinya, untuk memotret, objek harus melihat ke dalam LCD. Namun keistimewaannya , lensa kamera ini bisa dicopotdan diganti lensa lain.
Bahkan, lensa DSLR pun bisa dipasang ke dalam kamera ini dengan menggunakan lens mount adapter khusus sehingga memiliki cita rasa professional.
4. Berat
Tanpa dibekali lensa tele pun , kamera DSLR lebih berat disbanding mirrorless. Oleh karena itu, untuk sesorang “turis” yang sekaligus suka berfoto , membawa mirrorless – umumnya digantung dileher - lebih nyaman disbanding DSLR.
5. Kesan Profesional
Dengan membawa DSLR, orang akan menilai Anda seorang professional, terlebih jika berhadapan dengan masyarakat yg tak memahami nomor seri kamera DSLR.
Untuk memotret acara pernikahan , kamera DSLR merk apapun (sejauh konsumen tidak begitu mementingkan kualitas fotografi).
Sudah bisa menghasilkan uang. Sedangkan Mirrorles tampak fancy dan modis. Walaupun memiliki kualitas yang baik ,namun untuk acara formal agar memperoleh penghasilan, konsumen mugkin merasa kurang nyaman jika melihat Anda memotret menggunakan kamera kecil.
6. Kecocokan untuk Street Photography
Mirrorles lebih praktis , kecil , dan tampak “amatir” sehingga cocok untuk pemotretan candid dijalanan (street photography).
Tema – tema sperti human interest bisa didapatkan dengan baik karena orang merasa tidak terintimidasi jika ada fotografer yg terlihat mengamati layer monitor kamera berurkuran kecil.
Sedangkan DSLR, dengan ukurannya yang besar, akan memancing perhatian dan intimidatif.
Hasilnya si objek akan menyingkir, curiga, atau mengalihkan ekspresinya. Terlebih, jika mereka tahu kalau Anda membidik dengan cara mengintip lewat viewfinder.
7. LCD Beserta Nilai Tambah dan Minusnya
Satu-satunya cara untuk melihat objek ketika membidikkan kamera mirrorles adalah menggunakan LCD.
Kelebihan LCD, Anda bisa membuat komposisi yang pas, hasil foto nyaris mendekati seperti yang terlihat di dalam LCD, tidak perlu memicingkan mata-serta kelebihan-kelebihan lainnya.
Namun, LCD pun memiliki kelemahan. Karena LCD memiliki kelemahan, maka secara umum mirrorless pun terimbas kelemahan tersebut. Berikut beberapa kelemahan LCD:
KELEMAHAN 1 :
DI BAWAH TERIK MATAHARI
Layar LCD tetap sulit menang terhadap terik matahari. Itu artinya, jika Anda memotret di luar ruangan, maka sulit melihat layar LCD untuk proses evaluasi tanpa harus mencari “sesuatu” untuk mencegah jatunya cahaya ke atas layar.
“Sesuatu” itu bisa ditangani, kertas, plastik, atau apapun yang menghalangi jatuhnya cahaya. Oleh karena itu, kalau memotret di tengah teriknya matahari maka sebaiknya mencari semacam “canopy” buatan sebagai tedeng LCD.
KELEMAHAN 2 :
BOROS BATERAI
LCD selalu lebih boros baterai dibanding viewfinder berbasis pantulan cermin yang tak membutuhkan energi tambahan.
Kalau sudah begini, kelemahan LCD yang rakus baterai ini harus diterima dengan lapang dada, sebab satu-satunya cara membidik objek adalah dengan menggunakan LCD.
KELEMAHAN 3 :
BERPOTENSI TIMBUL DEAD PIXEL YANG MENGGANGU
Jika menggunakan LCD yang adalah monitor digital, pertimbangkan kerugian yang terjadi jika LCD itu mengalami kerusakan walaupun hanya “setitik”. Misalnya, kerusakan yang disebut istilah Dead Pixel.
Istilah ini mengacu pada pixel yang mati dan tidak mendapatkan suplai energi lagi sehingga tidak mampu menyala.
Yang terlihat hanyalah bintik hitam di dalam LCD. Walaupun hanya 1 pixel namun warna hitam itu akan begitu mencolok dalam pemotretan tengah hari.
KELEMAHAN 4 :
MENGANDUNG LATENCY
Dalam “kacamata” awam, latency adalah kelemahan LCD ketika menampilkan objek secara real time. Umumnya, ada jeda antara objek yang bergerak dan tampilan di dalam LCD.
Walaupun latency ini tidak begitu kentara pada DSLR atau mirrorless pro, namun kelemahan ini tetaplah masih menjadi pekerjaan rumah bagi industri fotografi digital.
Akibat adanya latency, bisa jadi akan menyulitkan fotografer ketika membidik objek yang bergerak cepat secara akurat.
8. Memiliki Sistem Lens Mount yang Benar-Benar Baru
Lens Mount Mirrorless sebagian besar diciptakan menggunakan model dan ukuran yang benar-benar baru.
Sebagai contoh, untuk Mirrorless keluaran Panasonic dan Olympus menggunakan lens mount berjenis Micro Four Third, Samsung memakai tipe NX-Mount, Sony dengan tipe E-muont, Nikon berjenis I-mount, dan Canon dengan jenis EF-M Mount.
Itu artinya, kalau Anda sudah memiliki koleksi lensa atau ingin membeli lensa mirrorless maka kabar buruknya, lensa-lensa itu tidak bisa begitu saja dipasang ke dalam kamera mirrorless – dan sebaliknya, DSLR – tanpa menggunakan adapter.
Semoga tutorial kali ini bermanfaat bagi kalian
Terima kasih
Salam Anima Belajar